"Aku ingin menjadi seperti ilalang!",
Aku menghentikan langkahku, menengadahkan wajah seakan-akan sedang
menantang sang mentari. Ujung jilbabku yang berwarna hijau menari-nari
dipermainkan sang bayu. "Kamu lihat ilalang-ilalang ini? orang yang tak
mengerti pasti akan menganggap ilalang-ilalang ini hanyalah gulma yang
tak bermakna, yang mungkin suatu saat akan coba dimusnahkan, seperti
aku, kamu dan kita semua!",
"Tapi sebenarnya ilalang tidak akan pernah benar-benar musnah!".
"Ilalang akan terus ada selama sang mentari tak bosan menyinari bumi,
walaupun ia mungkin telah dibakar atau ditebas habis karena hanya
dianggap gulma, hmm.. lihat dan dicermati lah! ilalang tumbuh tak
pernah merusak kesuburan tanah, malah ia membuat tanah menjadi gembur,
akar-akarnya yang kuat akan mengikat tanah ditebing sehingga tak akan
pernah longsor, dan akar-akar itu pula merupakan obat-obatan yang
bermanfaat untuk kesehatan manusia. Batang ilalang terlihat begitu
rapuh sahabat ku, tetapi ternyata batang itu lebih kuat dan tegar kala
berada di tengah hempasan badai. Itulah ilalang! ia ada tapi sering tak
terlihat, seperti kita".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar