Pages

Jumat, 28 Desember 2012

Ilalang

"Aku ingin menjadi seperti ilalang!",


Aku menghentikan langkahku, menengadahkan wajah seakan-akan sedang menantang sang mentari. Ujung jilbabku yang berwarna hijau menari-nari dipermainkan sang bayu. "Kamu lihat ilalang-ilalang ini? orang yang tak mengerti pasti akan menganggap ilalang-ilalang ini hanyalah gulma yang  tak bermakna, yang mungkin suatu saat akan coba dimusnahkan, seperti aku, kamu dan kita semua!",


 "Tapi sebenarnya ilalang tidak akan pernah benar-benar musnah!". "Ilalang akan terus ada selama sang mentari tak bosan menyinari bumi, walaupun ia mungkin telah dibakar atau ditebas habis karena hanya dianggap gulma, hmm.. lihat dan dicermati  lah!  ilalang tumbuh tak pernah merusak kesuburan tanah, malah ia membuat tanah menjadi gembur, akar-akarnya yang kuat akan mengikat tanah ditebing sehingga tak akan pernah longsor, dan akar-akar itu pula merupakan obat-obatan yang bermanfaat untuk kesehatan manusia. Batang ilalang terlihat begitu rapuh sahabat ku, tetapi ternyata batang itu lebih kuat dan tegar kala berada di tengah hempasan badai. Itulah ilalang! ia ada tapi sering tak terlihat, seperti kita".

Sabtu, 20 Oktober 2012

Bukan Kisah Roman

Saat kemuning senja tak lagi terpancar di ujung cakrawala
Saat itu pula mata tak lagi bisa terpejam...
Senyap nya pun tak lagi terasa tenang
Seharusnya aku tidak begitu
Tapi harus kusadari dari awal
Hatiku memang sekeras batu dalam hal ini
Aku memang buta dalam menerawang tulusnya cinta
Apalah itu.. seharusnya kau mengajariku!!
Bukan malah pergi bersama hembusan angin
Kau yang telah memaksaku untuk melakukan hal ini.
Tapi alhasil ini menyakitkan!!!
Disaat aku benar-benar kehilangan separuh jiwaku..
Ironis bukan..
Baru pertama kali aku mencoba bersahabat dengan indahnya style cinta
Namun kau lansung menderaku dengan tangis yang menyayat
Kau tak tahu..
Sekian gulita kuhadapi dengan tetes duka
Hingga puncak peradaban aku berikrar
Hei kau!!
Iya kau yang pernah hadir untukku
Aku datang untuk sekedar berucap satu hal
Luka ini akan selalu membekas dihatiku
Akan terpahat dijutaan batu karang selautan
Tak kan hilang begitu saja
Lepas.. lenyap..tanpa jejak
Karena ia turut serta menguliti seluruh panca indra yang ada.
Siapa yang harus disalahkan, aku kah? Atau kau kah?
Membisu dikesunyian yang sarat
Meringkuk dalam sejuta keegoisan yang membelenggu
Kau tak mampu ucapkan satu kata pun
Saat aku tanya mengapa kau pergi.
Dengarlah... ini bukan sekedar legenda atau kisah roman
Ini adalah isi hati yang sekian lama membuat sesak
Ku harap kau mau mengerti dan mulai menyadari